Hai... hai ... jumpa lagi dengan saya. Penulis yang sering
kehilangan mood dalam menulis . Hehehehe kayaknya belum pantes dibilang penulis
juga kali yee. Owh ya ... sebenarnya dari dulu aku pingin banget nulis sinopsis
atau review beberapa film yang udah pernah kutonton. Sayanganya nih... aku
keburu pesimis duluan sebelum membuatnya diakibatkan bahasaku yang kocar-kacir
ini akan membuat reviewnya jadi sekelas abal-abal. Tapi gak papalah yaw, aku
gak terlalu bisa membuat rangking dalam penilaian sebuah film. Karena
menurutku, setiap akhir cerita dituntaskan, aku selalu merasa puas dan senang
setelah menonton sebuah film. Terlepas dari bagaimana aku menikmati isi seluruh
film, apakah aku enjoy, apakah aku baper sampai penasaran dan bahkan gak kerasa
tiba-tiba aja filmnya udah kelar, atau malah aku mengalami kejenuhan di
tengah-tengah, meski akhirnya bernafas lega setelah melihat endingya. Bagiku
akhir sebuah cerita selalu menakjubkan dan memiliki unsur magis tersendiri. Itu
pendapatku aja loh ya hehehehe
Ok... tanpa cuap-cuap lagi hingga gak nyambung lagi ke materi.
Langsung aja aku mau kasih tau beberapa info tentang film yang kemarin aku
pantengin terus nih.
The
Book Of Life
sumber : www.nerdlikeyou.com
The Book Of Life disutradai oleh Jorge Gutierrez yang ternyata
memiliki darah Meksiko loh gaes. Nah di sini sudah jelas cerita film ini
mengambil setting tempat yaitu Meksiko. Pembukaan dimulai dengan beberapa murid
yang datang ke museum.
Oleh
seorang pemandu wanita mereka dibawa ke sebuah tempat yang kesanya rahasia
pintunya aja gak terlihat gaes, hehehehe
Nah di tempat itu banyak sekali alat-alat peninggalan rakyat
Meksiko zaman dahulu.
Dan di sana mereka juga ditunjukkan sebuah buku yang disebut The
Book Of Life(Buku Kehidupan).
Dia juga menunjukkan sebuah peti yang berisi boneka kayu. Boneka
kayu tersebut adalah peran yang kisahnya akan diceritakan itu gaes. Makanya di
sini para pemeranya digambarkan seperti boneka kayu.
Lalu mulailah si pemandu wanita ini bercerita. Dikisahkan bahwa
Meksiko adalah pusat dari alam semesta. Terdapat sebuah kota kecil yang aneh
bernama San Angel di tengah Meksiko.
Di alam kematian, tanah yang berisi orang –orang yang selalu
diingat dipimpin oleh La Muerte (Kate del Castillo) sifatnya baik gaes dan
tempat yang dihuni ini juga sangat indah warna-warni banget apalagi pas Day Of
Death berlangsung.
Sedangkan pihak tempat yang dilupakan dipimpin oleh Xibalba
(Ron Perlman), sifatnya ini jahat dan tempatnya juga sangat kelam dan
menyedihkan.
Ada pula sang penyeimbang bernama Candle Maker.
Orang-orang yang masih hidup di kota tersebut diceritakan sedang
mengadakan sebuah perayaan Day of Death (Hari Orang Mati), hari dimana mereka
mengenang orang-orang yang telah meninggal.
Di tengah perayaan itu terlihat tiga orang anak yang sedang
bermain, mereka adalah Manolo (Diego Luna), Maria (Zoe Saldana), dan Joaquin
(Channing Tatum) . Manolo memimpikan menjadi seorang musisi, meskipun ayahnya
lebih memilihnya untuk menjadi matador sebagai tradisi turun temurun keluarga
Sanchez. Kasihan ya ... Maria seorang putri jendral, sedangkan
Joaquin putra seorang pahlawan San Angel yang telah meninggal. Mereka ini
adalah tiga sahabat dari kecil, namun kedua laki-lakinya sama-sama ada
hati sama Maria (ehem-ehem) .
Hal tersebut membuat La Muerte dan Xibalba bertaruh siapa di antara
Manolo dan Joaquin yang kelak akan menikahi Maria. La Muerte di pihak Manolo
dan Xibalba di pihak Joaquin.
Dan saat diuji dengan penyamaran dari La Muerte dan Xilbaba
terbukti kalo Manolo ini punya hati yang tulus gaes.
Sedihnya nih Maria disuruh pergi ke Eropa sama ayahnya agar dia
jadi putri yang anggun.
Singkatnya mereka bertiga bertemu saat udah remaja menuju dewasa.
Dan kisah cinta diantara mereka pun berlanjut bersama dengan pertaruhan La
Muerte dan Xilbaba, yang akan menentukan nasib mereka dan kota San Angel yang
dibayang-bayangi kehancuran karena diserang oleh bandit suruhan Chakal, musuh
terbesar mereka.
Jujur aku seneng banget nonton film animasi ini. Soalnya selain
mengangkat
kisah cinta
persahabatan
dan kasih sayang keluarga,
film ini juga dibumbui musik-musik yang kece badai heehehe.
Ditambah dengan guyonan segar yang bisa bikin perut ngakak. Gak semua sih
yang bikin pipi gembung tapi rata-rata jokes nya bikin aku senyum-senyum
sendiri, nilai plus karena selama cerita berlangsung aku gak mengalami
kebosanan selama menonton film ini.
Lagu yang paling romantis versi aku adalah saat Manolo berdiri di
luar tepat di bawah kamar Maria sambil bermain gitar. Judulnya I Love You
Too Much. Nih penggalan lirik yang menurut aku super banget.
I know I belong
when I sing this song
There's love above love and it's ours
'cause I love you too much
Heaven knows your name and I've been praying
to have you come here by my side
Without you a part of me is missing
Just to make you my whole life will fly
Ada lagi nih lagunya yang menurut aku scene ini paling sedih,
menyentuh hati. Soalnya Manolo berhasil mengalahkan kekuatan yang besar dengan
sebuah cinta. Judul lagunya Apologi Song
I am sorry
Toro I am sorry,
Hear my song, and know I sing the truth
Although we were bred to fight, I reach for kindness in your heart tonight
And if you can forgive, and if you can forgive, love can truly live (x2)
Toro, I am frightend, but I'll use my final breath
To tell you that I'm sorry, let us end this dance of death
Two centuries of agony, that to your heart we sent
Here and now with my amends, the senseless killing ends
Satu lagu lagi yang paling berkesan menurut aku yaitu. Lagu di
endingngya. Yang ternyata aku baru nyadar aku udah kihat official videonya
sebelum aku lihat filmnya. Akhirnya kesampean uga nonton filmya. Yang nyanyi di
video clip yang aku tonton waktu itu Us The Duo, pasangan penyanyi paling
sweet. Aku sering lihat mereka cover beberap lagu di youtube. Owh ya judulnya
How matter where you go. Seperti aku bilang tadi. Akhir yang apalagi happy
ending sangat berkesan. Diiringi para pemain yang berdansa, film ini berakhir.
Ini Penggalan liriknya
I won't let you go
No one can take your place
a couple fights & lonely nights
Don't make it right to let it go to waste
I won't let you fall
I won't let you go
No matter where you are
No matter where you are, I'll be there
No matter where you are
No matter where you are, I'll be there
Hemmmm... menurut aku film ini juara. Soalnya meskipun mereka
mengangkat tema kematian, tapi aku jauh dari perasaan takut saat nonton film
ini. Memang sih adakesan horor-horror dikit gitu. Tapi gak sebanding sama warna
warni tampilanya yang memukau mata. Juga kisah kasih sayang keluarga dan
persahabatn yang menyentuh hati. Serta percintaanya yang bikin baper.
Tokoh yang paling aku suka tentu saja Manolo. Di sini dia banyak
berkorban demi cintanya gaes. Gak hanya di saat dia hidup aja. Tapi saat di
alam kematian pun, dia masih berusaha menyelamatkan pujaan hatinya . Sweet
banget deh. Selain itu film ini mengajarkan agar kita lebih berani dalam
memilih tujuan hidup yang kita yakini dan mendengar apa yang sesungguhnya kata
hati kita inginkan.Pokoknya saya rekomendasikan buat anda-anda yang suka drama
yang gak terlalu berat tapi menyentuh, ini cocok banget buat kalian tonton.
Ok sampai di sini dulu ya gaes perjumpaan kita. Kita sambung lagi
lain waktu. See you guys.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar